Setiap pengusaha, terutama yang baru terjun dalam dunia bisnis, pasti sering mendengar istilah harga pokok produksi atau HPP. Meskipun terdengar sederhana, HPP sebenarnya memainkan peran yang sangat penting dalam menjalankan bisnis. Tanpa perhitungan harga produksi yang tepat, bisa-bisa perusahaan bisa salah menetapkan harga jual, yang tentu saja bisa berdampak pada laba yang didapatkan.
Dalam artikel ini, kami akan membahas semua hal terkait perhitungan harga pokok produksi, mulai dari pengertian, komponen-komponen yang membentuk HPP, hingga cara perhitungan yang benar dengan contoh nyata. Tidak hanya itu, Anda juga akan menemukan berbagai tips agar bisnis bisa mengelola biaya dengan lebih efisien. Simak dan temukan cara mudah untuk menghitung HPP yang cocok untuk bisnis Anda!
Baca juga: Harga Pokok Penjualan (HPP)
Apa itu Harga Pokok Produksi (HPP) dan Mengapa Penting
Sebelum kita terjun ke dalam cara menghitungnya, mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan harga pokok produksi atau HPP.
Menurut BDC.ca, Harga Pokok Penjualan atau Cost of Goods Sold adalah jumlah semua biaya langsung yang terkait dengan pembuatan produk. Ini muncul dalam laporan laba rugi dan biasanya mencakup uang yang terutama dikeluarkan untuk bahan baku dan tenaga kerja.
Biaya ini tidak termasuk biaya yang terkait dengan pemasaran, penjualan, atau distribusi. Dengan kata lain, HPP atau COGS hanya mencakup biaya langsung yang diperlukan untuk menghasilkan produk, sementara biaya lainnya, seperti biaya pemasaran atau distribusi, tidak dihitung dalam perhitungan HPP.
Mengetahui HPP yang akurat sangat penting karena angka ini akan membantu perusahaan dalam menentukan harga jual produk. Jika harga jual terlalu rendah dibandingkan HPP, bisa jadi perusahaan merugi.
Sebaliknya, jika harga jual terlalu tinggi, konsumen mungkin akan mencari produk serupa dengan harga yang lebih murah. Oleh karena itu, perhitungan harga pokok produksi yang tepat akan membantu mengoptimalkan keuntungan.
Komponen-Komponen Harga Pokok Produksi
Untuk melakukan perhitungan harga pokok produksi, kita perlu memahami dulu apa saja komponen-komponen yang membentuknya. Setiap bisnis memiliki elemen-elemen dasar yang harus dihitung untuk mengetahui biaya total yang dikeluarkan dalam proses produksi. Berikut ini adalah beberapa komponen utama HPP.
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah salah satu komponen terbesar dalam harga pokok produksi. Ini termasuk biaya untuk membeli semua bahan yang diperlukan untuk membuat produk akhir. Misalnya, Anda menjalankan bisnis makanan, maka biaya bahan bakunya biasanya berupa biaya pembelian bahan mentah seperti beras, tepung, atau bahan pengemas.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Setelah bahan baku, komponen berikutnya adalah biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini meliputi gaji atau upah yang dibayarkan kepada pekerja yang langsung terlibat dalam proses produksi, seperti operator mesin, pekerja yang merakit barang, atau pengemasan produk.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead atau biaya tidak langsung merupakan biaya yang tidak bisa langsung diatribusikan pada satu unit produk tertentu, namun tetap diperlukan untuk menjaga kelancaran proses produksi. Biaya ini bisa berupa biaya listrik, air, sewa pabrik, atau penyusutan mesin.
Rumus Menghitung Harga Pokok Produksi
Sekarang, setelah kita mengenal komponen-komponen HPP, saatnya untuk memahami bagaimana menghitungnya dengan tepat. Secara umum, rumus untuk menghitung harga pokok produksi cukup sederhana. HPP terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Rumus umumnya adalah sebagai berikut.
Harga Pokok Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
Rumus ini mengasumsikan bahwa Anda tidak memiliki persediaan barang yang belum terjual dari bulan sebelumnya. Jadi, jika semua bahan baku, tenaga kerja, dan overhead sudah terhitung untuk periode berjalan, cukup gunakan rumus ini untuk mendapatkan total HPP.
Namun, jika bisnis kamu memiliki persediaan barang dari periode sebelumnya yang belum terjual, rumusnya akan sedikit berbeda. Kamu perlu mempertimbangkan persediaan bahan baku awal dan akhir dalam perhitungan HPP. Jadi, rumus yang lebih lengkap adalah:
Harga Pokok Produksi = Persediaan Awal + Pembelian Bahan Baku - Persediaan Akhir + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
Dengan rumus ini, kita akan memasukkan nilai persediaan bahan baku yang dimiliki pada awal dan akhir periode untuk mendapatkan gambaran biaya yang lebih akurat. Sebagai contoh, mari kita lihat bagaimana cara kerja rumus ini dengan angka yang lebih konkret.
Contoh Perhitungan Harga Pokok Produksi
Misalnya, kamu memiliki data berikut ini untuk sebuah periode produksi.
- Persediaan Bahan Baku Awal = Rp5.000.000
- Pembelian Bahan Baku = Rp10.000.000
- Persediaan Bahan Baku Akhir = Rp3.000.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp7.000.000
- Biaya Overhead Pabrik = Rp3.000.000
Untuk menghitung harga pokok produksi, kita cukup memasukkan angka-angka tersebut ke dalam rumus yang sudah kita bahas sebelumnya. Berikut ini cara menghitungnya.
Pertama, tambahkan Persediaan Bahan Baku Awal dengan Pembelian Bahan Baku.
Rp5.000.000 + Rp10.000.000 = Rp15.000.000
Lalu, kurangi hasilnya dengan Persediaan Bahan Baku Akhir.
Rp15.000.000 - Rp3.000.000 = Rp12.000.000
Sekarang, tambahkan biaya lainnya, yaitu Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik.
Rp12.000.000 + Rp7.000.000 + Rp3.000.000 = Rp22.000.000
Dengan demikian, harga pokok produksi (HPP) untuk periode ini adalah Rp22.000.000.
Menghitung harga pokok produksi dengan benar adalah langkah pertama untuk menjalankan bisnis yang sukses. Selain itu penting juga untuk memahami komponen-komponen HPP seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, agar biaya produksi bisa dikelola secara lebih efisien. Jangan ragu untuk melakukan perhitungan secara rutin dan menggunakan bantuan teknologi untuk memudahkan proses tersebut.