Model Bisnis Digital Agency, Bagaimana Caranya Mendapat Klien
Bisnis

Model Bisnis Digital Agency, Bagaimana Caranya Mendapat Klien?

Jika mendengar adanya digital agency, mungkin ada pemilik bisnis yang berpikir apakah tidak bisa menangani campaign marketing sendiri saja? Ya, beberapa perusahaan memang mempercayakan strategi pemasaran mereka sepenuhnya ke tim marketing in-house.

Namun, spesialisasi digital agency di bidang pemasaran digital membuat beberapa perusahaan memilih memakai jasa mereka untuk berbagai campaign, antara lain untuk pengembangan website, social media management, dan campaign iklan di internet.  

Lantas, bagaimana sebenarnya model bisnis digital agency dan cara mereka mendapatkan klien? Apa pula bedanya dengan agensi PR (Public Relation)?

Pengertian Digital Agency

Perbandingan Startup Incubator di Singapura dan Seluruh Dunia

Membuka kantor di Indonesia, beberapa nama digital agency global seperti Dentsu, Saatchi Performance, Ogilvy, mungkin sudah familiar bagi sebagian orang. Bagi pemilik bisnis yang gencar meningkatkan online presence mereka, mereka memilih memakai jasa branding dari agensi-agensi sejenis, terlebih saat ini sudah banyak pilihan agensi lokal.

Digital agency pada dasarnya adalah bisnis yang menawarkan jasa digital marketing. Mereka membantu bisnis menjangkau pelanggan secara online melalui berbagai layanan di antaranya:

  • Website design dan development
  • Social media marketing
  • Search Engine Marketing (SEM) dan Search Engine Optimization (SEO)
  • E-mail marketing
  • Iklan pay-per-click (PPC)
  • Content creation 

Sebagai klien, bisnis bebas menentukan objective atau target dari campaign marketing yang akan dijalankan, semisal untuk brand awareness untuk produk baru dan beberapa tujuan lain:

  • Meningkatkan penjualan
  • Meningkatkan traffic ke website
  • Meningkatkan engagement di media sosial
  • Mempromosikan produk atau layanan baru

Jenis-jenis Digital Agency

Berbagai klien punya kebutuhan berbeda, ada yang tujuannya ingin merajai semua channel digital marketing, atau fokus pada channel tertentu saja. Karena itu, digital agency berusaha mengakomodasi berbagai kebutuhan klien dan hadir dalam beberapa model bisnis, antara lain:

1. Full Service

Digital agency ini menawarkan layanan lengkap dan memiliki tim desainer, kreatif, analis, sampai developer yang mencakup semua spesialisasi mulai dari SEO (Search Engine Optimization), social media management, advertising, hingga web development.  

Beberapa contoh digital agency yang menawarkan layanan full-service di antaranya Deloitte Digital, Accenture Interactive, dan Ogilvy.

2. Single-Channel

Digital agency ini lebih fokus pada satu channel tertentu dalam digital marketing. Berfokus pada salah satu saluran saja memungkinkan single-channel digital agency dapat memberikan hasil yang maksimal bahkan bisa saja mendominasi channel yang menjadi fokusnya itu.

Meskipun jarang agensi yang hanya menawarkan layanan untuk satu channel saja, beberapa memang dikenal karena spesialisasinya di satu channel spesifik. Contohnya WordStream, AdVenture Media Group, dan KlientBoost yang berfokus di iklan PPC (pay-per-click).  

3. Multi-Channel

Multi-channel digital agency berada di antara kedua jenis yang disebutkan sebelumnya. Agensi ini cocok menjadi pilihan jika perusahaan butuh menjalankan beberapa campaign yang saling melengkapi satu sama lain, semisal SEO dan desain web atau social media management dan social media ads.

Beberapa contoh agensi yang menyediakan layanan di multi-channel antara lain iProspect, Wunderman Thompson, dan Merkle.

Infographic Digital Agency Business Model

Mengapa Perlu Menggunakan Jasa Digital Agency?

Apa Itu dan Daftar Startup Incubator di Indonesia

Orang-orang yang bekerja di digital agency sudah berpengalaman menjalankan campaign di berbagai saluran pemasaran, mengerti target audiens untuk setiap jenis produk, dan membantu dalam memonitor kinerja campaign

Alih-alih mempekerjakan marketing in-house, inilah beberapa manfaat menyewa jasa digital agency:

1. Penghematan anggaran

Biaya yang terkait mempekerjakan tim marketing in-house dapat bertambah dengan cepat, mulai dari biaya perekrutan, gaji, bonus, tunjangan, pelatihan, hingga kenaikan gaji. 

Terlebih untuk menggaji tim in-house yang lengkap (SEO, desainer, content writer, social media specialist, dll) bisa menjadi mahal. 

Di sisi lain, agency mematok biaya dengan kontrak tetap sedari awal. Dengan menggunakan jasa agency, klien hanya membayar untuk jasa yang dibutuhkan dan saat ia membutuhkannya saja. 

2. Pengalaman di berbagai industri

Agency berpengalaman bekerja dengan banyak perusahaan di berbagai industri. Mereka telah mengumpulkan data dan analitik dari bermacam-macam target audiens. 

Karena itu, digital agency memiliki pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang bagaimana masing-masing industri beroperasi. Mereka tahu apa yang berfungsi baik dan apa yang tidak dalam berbagai konteks. Pengalaman ini memungkinkan mereka untuk merancang strategi digital marketing yang paling efektif untuk perusahaan tertentu.

3. Memiliki akses ke sumber daya yang tidak terjangkau klien 

Digital agency memiliki akses ke sumber daya dan teknologi yang mungkin tidak dapat dijangkau oleh klien secara mandiri. Mereka biasanya memiliki akses ke tools analytics canggih, software terkini untuk otomatisasi marketing campaign, dan tim yang terlatih secara khusus dalam berbagai aspek pemasaran digital. 

Dengan menggunakan jasa mereka, klien dapat mengoptimalkan campaign pemasaran, menganalisis kinerja iklan dengan lebih baik, dan membuat keputusan yang berbasis data.

Bagaimana Cara Digital Agency Mendapatkan Klien?

Model Bisnis Digital Agency, Bagaimana Caranya Mendapat Klien

Dalam upaya menarik klien, SEMrush menyebut ada beberapa langkah yang dilakukan bisnis digital agency:

1. Pilih layanan untuk ditawarkan ke klien

Langkah pertama yaitu menentukan layanan apa yang ingin ditawarkan ke klien. Seperti dijelaskan sebelumnya, channel marketing terdiri dari beberapa jenis dan digital agency bisa memilih akan fokus ke mana untuk memperjelas layanan yang akan ditawarkan.

Berikut beberapa layanan yang bisa dijadikan pilihan:

1. SEO
2. Social media marketing
3. Iklan PPC
4. E-mail marketing
5. CRM atau Customer Relationship Management
6. Video marketing
7. Influencer marketing
8. Content marketing
9. Website design

2. Pilih niche

Pebisnis yang mendirikan digital agency mungkin harus berpikiran ulang untuk menjadi generalis. Karena menjadi “serba ada” terkadang bukan pilihan tepat untuk menonjol di antara bisnis digital agency yang sudah bertebaran.

Pilih niche sendiri untuk mempersempit target audiens, sehingga persaingannya pun tidak terlalu sengit. Semisal pemilik bisnis yang mengkhususkan diri di influencer marketing bisa fokus menawarkan jasa endorsement dan product placement.

3. Buat website

Tentu akan menjadi sebuah keanehan jika suatu perusahaan penyedia layanan digital marketing tetapi tidak bisa ditemukan secara online. Karena itu, digital agency wajib memiliki website untuk berbagai alasan berikut:

  • Memperlihatkan portofolio projects kepada calon klien
  • Website bisa menjadi “wajah” digital agency yang mewakili kualitas layanannya
  • Terhubung dengan calon klien untuk membangun trust
  • Mengumpulkan data leads dengan menyediakan contact form dan fitur live chat

Apa Perbedaan Digital Agency dan PR Agency?

Digital agency dan PR agency adalah dua entitas yang berbeda dalam dunia pemasaran, dengan beberapa perbedaan berikut:

1. Fokus dan Pendekatan

Digital agency fokus pada strategi dan eksekusi campaign digital marketing. Mereka menggunakan berbagai saluran online seperti media sosial, platform online advertising, search engine, dan konten digital untuk mencapai tujuan pemasaran. 

Sementara itu, PR agency lebih fokus membangun hubungan dengan media (media partnership), pemberitaan, manajemen krisis, dan branding melalui media tradisional seperti pers, publikasi open-source, dan kegiatan untuk publik.

2. Tujuan Utama

Digital agency bertujuan untuk meningkatkan visibilitas online, mencapai target audiens, dan menghasilkan konversi atau penjualan. Sedangkan PR agency bertujuan untuk membangun brand image yang positif, memperoleh liputan media yang baik, mengelola reputasi merek, dan membangun hubungan baik dengan masyarakat dan pemangku kepentingan.

3. Saluran Komunikasi

Digital agency menggunakan saluran komunikasi lewat website, media sosial, e-mail, dan iklan untuk menjangkau target audiens. Sedangkan PR agency lebih fokus pada hubungan dengan wartawan, editor, dan media massa melalui pers release, konferensi pers, dan kegiatan lain untuk mendapatkan liputan media.

4. Pengukuran Keberhasilan

Digital agency mengukur keberhasilan campaign berdasarkan metrik digital seperti jumlah pengunjung situs web, tingkat konversi, engagement media sosial, dan ROI pemasaran. Sementara itu, PR agency lebih berfokus pada liputan media, jumlah artikel yang diterbitkan, kualitas liputan, dan brand image yang dibangun melalui media.

Digital agency menjadi mitra berharga bagi klien yang ingin fokus mengembangkan bisnis secara online. Mereka membantu bisnis mengembangkan online presence, menjangkau target audiens, dan memanfaatkan sumber daya yang sulit dijangkau secara mandiri.

Gunakan Jack untuk kebutuhan bisnis Anda

itsjack.com

Dengan pendekatan terintegrasi dan pengetahuan tentang tren digital, digital agency memungkinkan klien untuk “terima beres” dan hanya menunggu laporan kinerja campaign di akhir periode.

Cara Membuat Kartu Debit Visa Secara Umum dan Melalui Jenius

Previous article

Contoh Penggunaan Kartu Kredit untuk Menjalankan Bisnis

Next article

You may also like