Langkah-Langkah Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan
Bisnis

Langkah-Langkah Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan

Manajemen risiko adalah bagian integral dari pengelolaan perusahaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelola ancaman serta peluang yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup dan kesuksesan jangka panjang. Salah satu pendekatan yang semakin banyak digunakan untuk menghadapi ketidakpastian dalam dunia bisnis adalah Enterprise Risk Management (ERM).

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam apa itu ERM, manfaatnya, serta langkah-langkah penerapan dan tantangan yang dihadapi dalam implementasinya.

Baca juga: Apa Itu Vendor Proyek? Jenis-Jenisnya dan Tips Memilih yang Tepat untuk Proyek Anda

Pengertian Enterprise Risk Management (ERM)

Langkah-Langkah Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan

Enterprise Risk Management adalah proses yang dirancang untuk membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengelola risiko yang dapat memengaruhi tujuan dan strategi perusahaan. Menurut Committee of Sponsoring Organizations (COSO), ERM adalah proses yang bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian yang dapat memengaruhi perusahaan dan mengelola dampaknya, baik dari risiko yang berhubungan dengan operasional, keuangan, maupun faktor eksternal lainnya.

Menurut Mark Beasley (ahli bidang manajemen risiko), ERM merupakan kerangka kerja yang mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam strategi perusahaan. ERM bukan hanya tentang mengurangi risiko, tetapi ERM juga tentang bagaimana cara memanfaatkan risiko sebagai peluang yang dapat memberikan keuntungan.

Keunggulan ERM dibandingkan pendekatan manajemen risiko lainnya adalah sifatnya yang menyeluruh. ERM melibatkan seluruh bagian perusahaan, mulai dari manajemen puncak hingga level operasional. ERM membantu perusahaan melihat risiko tidak hanya sebagai ancaman, tetapi sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing.

Prinsip Dasar dalam Enterprise Risk Management (ERM)

Berikut adalah beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan perusahaan saat menerapkan ERM. Berikut adalah delapan prinsip manajemen risiko menurut ISO 31000:2018:

  1. Terintegrasi, artinya manajemen risiko harus menjadi bagian integral dari semua aktivitas organisasi, mendukung pencapaian tujuan dan peningkatan kinerja.
  2. Terstruktur dan Komprehensif, artinya proses manajemen risiko perlu dilakukan secara sistematis dan menyeluruh untuk menghasilkan hasil yang konsisten dan dapat dibandingkan.
  3. Dapat Disesuaikan, artinya kerangka kerja dan proses manajemen risiko harus disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan, serta tujuan yang ingin dicapai.
  4. Inklusif, artinya manajemen risiko harus melibatkan pemangku kepentingan yang relevan di perusahaan. Ini termasuk semua level organisasi yang terkait langsung dengan identifikasi dan mitigasi risiko.
  5. Dinamis, artinya Proses manajemen risiko harus mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi yang cepat, baik internal maupun eksternal. Ini penting karena risiko dan peluang selalu berubah seiring waktu.
  6. Informasi Terbaik yang Tersedia, artinya keputusan manajemen risiko harus didasarkan pada informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan. 
  7. Faktor Manusia dan Budaya, artinya perilaku dan budaya organisasi mempengaruhi efektivitas manajemen risiko. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor ini dalam proses manajemen risiko.
  8. Peningkatan Berkelanjutan, artinya proses manajemen risiko harus dievaluasi dan ditingkatkan secara berkelanjutan untuk memastikan efektivitasnya.

Baca juga: Jenis-Jenis Iklan Google dan Cara Memilih Iklan yang Tepat

Manfaat Penerapan ERM yang Baik di Perusahaan

Langkah-Langkah Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan

Penerapan ERM memberikan banyak manfaat yang tidak hanya terbatas pada mitigasi risiko, tetapi juga meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan ERM.

Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Dengan sistem ERM yang baik, manajemen dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi. Pengelolaan risiko yang sistematis memungkinkan manajer untuk memahami lebih baik potensi risiko dan peluang yang ada, sehingga mereka dapat membuat keputusan strategis yang lebih bijaksana.

Peningkatan Kesadaran Terhadap Risiko

ERM tidak hanya memberi manajer pemahaman yang lebih baik tentang risiko, tetapi juga meningkatkan kesadaran tentang pentingnya manajemen risiko di seluruh organisasi. Kesadaran ini membantu seluruh pihak di dalam perusahaan untuk lebih waspada dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di sekitar mereka.

Penggunaan Sumber Daya yang Lebih Efisien

Melalui penerapan ERM, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perhatian khusus dan area yang sudah berisiko rendah. Dengan begitu, perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya secara lebih efisien, meningkatkan efektivitas operasional, dan mengurangi pemborosan.

Meningkatkan Kepercayaan Stakeholder

ERM memberikan transparansi dalam cara perusahaan mengelola risiko, yang dapat meningkatkan kepercayaan dari para pemangku kepentingan, seperti investor, pelanggan, dan karyawan. Kepercayaan yang lebih besar dapat meningkatkan loyalitas dan memperkuat posisi perusahaan di pasar.

Meningkatkan Keberlanjutan Bisnis

ERM membantu perusahaan mengidentifikasi dan mengelola risiko yang dapat mengancam keberlanjutan bisnis. 

Koordinasi yang Lebih Efektif dalam Masalah Regulasi dan Kepatuhan

Perusahaan yang menerapkan ERM dengan baik akan lebih mudah mematuhi regulasi dan standar industri yang berlaku. ERM memberikan kerangka kerja untuk memonitor dan mengelola risiko yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap peraturan, sehingga dapat mengurangi potensi denda atau sanksi hukum.

Langkah-Langkah Penerapan Enterprise Risk Management di Perusahaan

Langkah-Langkah Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan

Menerapkan Enterprise Risk Management (ERM) adalah langkah strategis yang bisa mengubah arah perusahaan. Prosesnya perlu dilakukan dengan penuh perhatian agar dapat menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dengan efektif.

1. Menetapkan Tujuan yang Jelas dan Terukur

Apa yang ingin dicapai?
Langkah pertama yang krusial adalah memastikan bahwa tujuan dan sasaran bisnis perusahaan terhubung langsung dengan kebijakan manajemen risiko. Tanpa arah yang jelas, implementasi ERM hanya akan menjadi prosedur tanpa dampak nyata. Ini adalah titik awal dari perjalanan Anda menuju pengelolaan risiko yang proaktif.

Tanya pada diri Anda:
Apakah seluruh tim sudah memahami dan mendukung tujuan bersama ini?

2. Mengidentifikasi Risiko Secara Menyeluruh

Apa yang bisa menggagalkan tujuan Anda?
Risiko bisa datang dari berbagai arah, internal maupun eksternal. Mulailah dengan mendalami segala aspek yang mungkin mengganggu operasional, keuangan, atau bahkan reputasi perusahaan. Identifikasi yang tepat adalah fondasi yang kokoh untuk strategi pengelolaan risiko Anda.

Pro tip:
Gunakan teknik seperti SWOT analysis untuk mengidentifikasi risiko dengan lebih komprehensif.

3. Menganalisis dan Mengukur Risiko

Mana yang harus segera ditangani?
Setelah risiko teridentifikasi, saatnya untuk menilai mana yang paling mendesak. Gunakan model analisis risiko untuk menilai tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya. Dengan ini, Anda bisa memprioritaskan langkah-langkah pengelolaan risiko yang paling mendesak.

Gunakan matriks risiko untuk menentukan tingkat prioritas:

  • High Impact, High Likelihood – Prioritas utama
  • Low Impact, Low Likelihood – Bisa ditangani nanti

4. Menyusun Strategi Pengelolaan Risiko

Apa tindakan yang perlu diambil?
Sekarang saatnya merancang strategi untuk menangani risiko yang telah diprioritaskan. Tidak semua risiko dapat dihindari—kadang-kadang, yang diperlukan adalah mitigasi atau bahkan penerimaan risiko. Tentukan solusi yang paling sesuai dan pastikan bahwa setiap langkah memberikan dampak positif terhadap perusahaan.

Pikirkan strategi seperti:

  • Pencegahan – Mengurangi kemungkinan risiko
  • Pemindahan – Mengalihkan risiko ke pihak lain (misalnya, asuransi)
  • Penerimaan – Menyusun rencana darurat untuk menghadapi risiko yang tak dapat dihindari

5. Melibatkan Tim yang Kompeten

Siapa yang terlibat dalam pengelolaan risiko?
Melibatkan orang yang tepat sangat penting. Pastikan Anda memiliki tim yang kompeten dalam mengelola risiko dengan baik. Ini bukan hanya tentang siapa yang bekerja di tim, tetapi juga seberapa terlatih mereka dalam menghadapi tantangan yang ada.

Pertanyaan penting:
Apakah tim Anda memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan baik?

6. Melakukan Tindakan Pengendalian yang Tepat

Bagaimana memastikan risiko terkontrol?
Implementasikan kebijakan, prosedur, dan teknologi yang dapat membantu memantau dan mengurangi risiko yang ada. Tindakan pengendalian yang efektif adalah bagian tak terpisahkan dari keberhasilan ERM. Misalnya, pembaruan kebijakan atau pemanfaatan teknologi baru untuk monitoring risiko.

Catatan penting:
Lakukan review berkala untuk memastikan kebijakan sudah relevan dan efektif.

7. Monitoring dan Evaluasi Berkala

Apakah semua berjalan sesuai rencana?
Setelah implementasi, Anda perlu melakukan evaluasi dan pemantauan secara rutin untuk memastikan sistem ERM berjalan dengan baik. Jangan tunggu sampai risiko terwujud, lakukan evaluasi berkala untuk meminimalkan potensi dampak yang lebih besar.

Tips praktis:
Gunakan key performance indications (KPI)  untuk memantau efektivitas strategi pengelolaan risiko.

8. Perbaikan Berkelanjutan

Bagaimana cara memperbaiki dan beradaptasi?
Ingat, manajemen risiko bukanlah kegiatan yang selesai dalam sekali jalan. Kondisi bisnis dan pasar terus berubah, dan begitu juga dengan risiko yang ada. Lakukan penyesuaian dan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan bahwa ERM tetap efektif dalam menghadapi tantangan baru.

Poin refleksi:
Apakah strategi manajemen risiko perusahaan Anda cukup fleksibel untuk menghadapi perubahan mendatang?

Tantangan dalam Implementasi Enterprise Risk Management (ERM)

Langkah-Langkah Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) di Perusahaan

Implementasi ERM sering kali menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah resistensi terhadap perubahan. Karyawan yang merasa nyaman dengan cara kerja lama mungkin enggan beradaptasi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan komunikasi yang jelas dan pelatihan terus-menerus untuk menjelaskan pentingnya manajemen risiko.

Selain itu, mengukur risiko secara tepat dapat menjadi tantangan, terutama risiko yang datang dari faktor eksternal seperti perubahan regulasi atau fluktuasi pasar yang sulit diprediksi. Dalam hal ini, perusahaan harus memiliki sistem yang fleksibel dan adaptif untuk menangani berbagai jenis risiko dengan cara yangdatang karena faktor eksternal seperti regulasi pemerintah.

Gunakan Jack untuk kebutuhan bisnis Anda

itsjack.com

Penerapan Enterprise Risk Management (ERM) adalah langkah penting dalam menciptakan perusahaan yang siap menghadapi ketidakpastian. ERM tidak hanya mengurangi kerugian, tetapi juga membuka peluang baru yang lebih strategis, meningkatkan pengambilan keputusan, serta memperkuat daya saing perusahaan.

Mulailah dengan menetapkan tujuan yang jelas, identifikasi risiko, dan susun strategi yang tepat untuk pengelolaan risiko yang sukses!

Jenis-Jenis Iklan Google dan Cara Memilih Iklan yang Tepat untuk Bisnis Anda

Previous article

Manajemen Risiko: Tujuan, Kategori, dan Prinsip-Prinsip Utama

Next article

You may also like