Apa itu ESOP Berikut Penjelasannya
Insight

Apa itu ESOP? Berikut Penjelasannya

Salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan loyalitas karyawan dan tingkat produktivitas mereka adalah dengan cara memberikan reward. 

Jenis reward yang diberikan pun beragam, bisa berupa kenaikan jabatan, tiket liburan, hingga menggunakan ESOP. 

Bagi Anda yang belum familiar dengan ESOP, cari tahu info selengkapnya di artikel ini, yuk!

Apa itu ESOP dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa itu ESOP Berikut Penjelasannya

ESOP adalah singkatan dari Employee Stock Ownership Plan, yaitu program  perusahaan yang dilakukan dengan memberikan kepemilikan saham kepada karyawannya. Melalui ESOP, karyawan dapat membeli saham perusahaan atau menerima saham sebagai bentuk kompensasi atau insentif.

Besaran porsi saham yang termasuk pada program ini ditentukan oleh perusahaan. Biasanya, perusahaan akan memberikan sahamnya dengan cara mencicil setiap tahunnya. 

Lalu, karyawan juga tidak bisa langsung menjualnya karena saham yang diberikan masih dalam masa vesting period atau periode penguncian. Karyawan hanya bisa menjualnya ketika ia memutuskan untuk resign atau pensiun. 

Umumnya, pembayaran saham untuk karyawan yang resign maupun pensiun dilakukan perusahaan dalam satu kali pembayaran atau pembayaran yang dicicil setiap bulan layaknya menerima gaji.  

Bagi karyawan yang pensiun, program ESOP ini akan menguntungkan jika harga sahamnya ketika pensiun melejit dibanding saat pertama kali karyawan itu diberikan saham kepemilikan ini. Karyawan bisa mendapatkan imbal hasil yang melimpah.

Apa itu ESOP? Berikut Penjelasannya

Contoh Sederhana ESOP

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ESOP adalah salah satu kebijakan perusahaan untuk memberikan hak pada karyawan melalui program kepemilikan saham untuk karyawan di perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja. 

Di Indonesia, konsep ESOP diatur dalam UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tepatnya pada Pasal 43 ayat (3). Namun, peraturan lengkap dan cara pelaksanaannya menyesuaikan dengan perusahaan masing-masing.

Artinya, karyawan bisa saja mendapatkan saham sesuai harga yang ditentukan perusahaan pada waktu tertentu atau bergantung berapa lama karyawan bekerja. 

Jika karyawan sudah memenuhi syarat jangka waktu kerja minimal yang ditentukan, maka karyawan tersebut berhak untuk menerima surat penawaran saham perusahaan. 

Untuk memahami bagaimana putaran investasi dan ESOP mempengaruhi kepemilikan Anda, mari kita buat sebuah skenario di mana Anda sebagai pemilik perusahaan memiliki kepemilikan 100%, kemudian merekrut beberapa staf, mengumpulkan pendanaan awal, hingga akhirnya mendapatkan pendanaan seri A, dan selanjutnya seri B. 

Setelah itu, ada membuat dua kelompok ESOP yang ditargetkan 10% setelah setiap pendanaan. 

  • Perekrutan Karyawan Pertama

Ketika memulai startup, Anda memiliki 100% saham karena Anda adalah pendirinya. Seiring berjalannya waktu, Anda membutuhkan seorang marketer profesional untuk mencapai penjualan produk atau layanan yang startup Anda kembangkan.

Biasanya, startup akan memberikan 5-10% ESOP untuk karyawan yang direkrut di awal pendirian startup. Misalnya, Anda memilih untuk memberikan ESOP ke karyawan tersebut 10%, maka kepemilikan saham perusahaan yang Anda miliki pun berkurang dari 100% menjadi 90%.

  • Pendanaan Awal (Seed Round)

Selanjutnya, ketika startup Anda mulai berkembang dan mendapatkan pendanaan awal, biasanya investor akan meminta 10-25% dari startup agar model bisnis yang direncanakan dapat terealisasi. Misalnya, investor sepakat untuk berinvestasi dengan 10% ekuitas, maka kepemilikan saham Anda menjadi 81%, marketer 9%, dan investor 10%. 

Kok bisa? Dari mana angka tersebut didapat?

Untuk menghitung hal tersebut bisa Anda lakukan dengan mengalikan kepemilikan yang Anda miliki sebelumnya dengan posisi kepemilikan investor. Jadi 90% dikali 90% adalah 81%, dan untuk staf 90% dikali dengan 10% mereka, menghasilkan 9%. 

  • Seri A

Apabila pendanaan awal berhasil mengantarkan startup Anda menjadi lebih berkembang, sangat mungkin untuk mendapatkan pendanaan seri A. 

Misalnya, investor yang akan mendirikan pendanaan seri A pada startup Anda bernegosiasi untuk 20% kepemilikan perusahaan dan menuntut adanya ESOP sebesar 20% setelah pendanaan, namun Anda menunjukkan kepada mereka rencana perekrutan Anda dan berhasil bernegosiasi sehingga mereka hanya meminta ESOP yang lebih kecil, yaitu 10%.

Meskipun investor menyetujui untuk mendapatkan saham 10%, namun pada kenyataannya kepemilikan saham yang akan mereka dapat sebesar 12,5%. Mengapa? Karena ketika ketika kelompok opsi saham sebesar 10% dibentuk, setiap orang akan mengalami pengurangan kepemilikan sebesar 12,5% karena kepemilikan saham harus menjadi 0% setelah investasi. 

Hasilnya: Pendiri sekarang memiliki 56,7% (70,9% dikali 80%, yaitu 1 dikurangi 20%), marketer memiliki 6,3%, investor pendanaan awal memiliki 7%, investor pendanaan seri A memiliki 20%, dan ada ESOP sebesar 10% setelah pendanaan. Semuanya kembali menjadi 100%.

  • Seri B

Misalnya, startup Anda berhasil mendapatkan pendanaan seri B dan investor memutuskan untuk melakukan kesepakatan lengkap sebesar 25% dan meminta Anda untuk memberikan ESOP tetap 10%. 

Maka skema perhitungan sahamnya menjadi sebagai berikut: Anda memperbesar 10% ESOP yang Anda butuhkan setelah pendanaan dengan membaginya dengan 1 dikurangi 25% kepemilikan investor.

Kemudian Anda mengurangi ESOP yang sudah Anda miliki, yaitu 10%.

Sekarang, karena penambahan ESOP akan mengencerkan kepemilikan Anda sebelum investasi, Anda juga memperbesar jumlah penambahan ESOP sebesar 10%. Jadi pengencerannya bukan 3,33% tetapi 3,67%.

Semua pemegang saham mengalami pengenceran sebesar 3,67%. Anda dapat melihat bahwa ESOP asli pertama sekarang menjadi 9,6%. Saya telah menambahkan baris untuk ESOP nomor dua yang membagi jumlah penambahan tersebut, yaitu 3,7%. Jika Anda melihat garis total ESOP, Anda dapat melihat bahwa total ESOP sebelum pendanaan sama dengan 13,3%.

Hasilnya, Anda memiliki 41% kepemilikan. Marketer Anda yang awalnya memiliki 10% sekarang memiliki 4,6%, tetapi pada perusahaan yang lebih bernilai. Investor pendanaan awal Anda sekarang memiliki 5,1%. Para pemegang seri A yang awalnya memiliki 20% sekarang memiliki 14,5%. Para pemegang seri B belum terdilusi sehingga mereka masih memiliki 25%. Akhirnya, secara keseluruhan, ESOP mencakup 10% dari startup Anda.

Mengapa Perusahaan Menggunakan ESOP?

Terdapat beberapa alasan mengapa perusahaan menggunakan ESOP, misalnya untuk menjadi alat yang kuat untuk menarik, memotivasi, dan mempertahankan karyawan berbakat. Dengan adanya program ini, ESOP dapat meningkatkan loyalitas karyawan, kepuasan kerja, dan produktivitas secara keseluruhan karena insentif yang menggiurkan inu. 

Kemudian, ESOP juga menawarkan kesempatan kepada karyawan untuk membangun kekayaan dari waktu ke waktu karena pertumbuhan nilai perusahaan dan nilai kepemilikan saham karyawan yang meningkat. Ini dapat memberikan keamanan finansial dan rasa kepemilikan bagi karyawan.

Selain itu, ESOP juga mendorong budaya kepemilikan dan tanggung jawab bersama. Artinya, karyawan yang memiliki kepemilikan langsung atas kesuksesan perusahaan cenderung lebih terlibat, inovatif, dan berkomitmen untuk mencapai tujuan organisasi.

Tahapan Perusahaan dalam Memberikan ESOP untuk Karyawan

Tahapan pendirian perusahaan hingga pemberian ESOP kepada karyawan melibatkan beberapa langkah yang penting. Berikut ini adalah urutan langkah-langkah yang umumnya dilakukan dalam proses tersebut:

  • Penetapan Kebijakan ESOP

Pendiri perusahaan perlu mengembangkan kebijakan ESOP yang terperinci. Hal ini mencakup menentukan persentase saham yang akan dialokasikan untuk ESOP, kriteria eligibilitas karyawan, jadwal vesting, metode penentuan harga pelaksanaan, dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan program ESOP.

  • Penilaian Nilai Saham

Untuk menentukan jumlah saham yang akan dialokasikan kepada karyawan, perusahaan perlu melakukan penilaian nilai saham. Penilaian ini dapat melibatkan metode penilaian seperti metode pendekatan pasar, pendekatan aset, atau pendekatan penghasilan yang dilakukan oleh profesional yang kompeten.

  • Pembuatan Perjanjian ESOP

Setelah nilai saham ditentukan, perusahaan harus menyusun perjanjian ESOP yang mengatur hak dan kewajiban karyawan serta perusahaan terkait ESOP. Perjanjian ini mencakup detail seperti harga pelaksanaan, jadwal vesting, periode exercise, ketentuan khusus, dan hal-hal lain yang relevan.

  • Pemberian ESOP kepada Karyawan

Setelah perjanjian ESOP dibuat, perusahaan dapat mulai memberikan ESOP kepada karyawan yang memenuhi syarat. Hal ini dapat melibatkan proses pemberian tawaran ESOP kepada karyawan yang memenuhi kriteria eligibilitas yang ditetapkan dalam kebijakan ESOP.

  • Pelaksanaan Vesting

Setelah ESOP diberikan kepada karyawan, periode vesting akan dimulai. Selama periode ini, karyawan harus memenuhi persyaratan vesting yang ditetapkan dalam perjanjian ESOP, seperti tinggal di perusahaan selama periode waktu tertentu atau mencapai tujuan kinerja yang ditetapkan.

  • Pencairan ESOP

Setelah mencapai periode vesting, karyawan memiliki hak untuk melaksanakan ESOP mereka dalam periode exercise yang ditentukan. Pada saat ini, karyawan dapat menggunakan ESOP mereka untuk membeli saham perusahaan dengan harga pelaksanaan yang telah ditetapkan.

  • Manajemen Administrasi ESOP

Perusahaan harus memiliki sistem administrasi yang baik untuk memantau dan mengelola program ESOP. Ini melibatkan pemeliharaan catatan yang akurat tentang alokasi saham, perubahan status karyawan, jadwal vesting, dan pelaksanaan exercise.

  • Sosialisasi untuk Karyawan

Penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi yang jelas dan sosialisasi kepada karyawan tentang program ESOP. Karyawan perlu memahami hak dan kewajiban mereka terkait ESOP, manfaat yang mereka peroleh, dan konsekuensi pajak yang mungkin terkait dengan pelaksanaan dan penjualan saham ESOP.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis, perusahaan dapat memastikan pemberian ESOP yang terorganisir dan efektif kepada karyawan.

Bagaimana Pencairan ESOP?

Setiap perusahaan dapat memiliki aturan yang berbeda untuk pembayaran ESOP. Namun, terdapat beberapa tahapan yang umumnya dilakukan perusahaan ketika melakukan pencairan ESOP (Employee Stock Ownership Plan) kepada karyawan, yaitu:

  • Periode Vesting

ESOP biasanya memiliki periode vesting, yaitu periode tertentu yang harus dilewati sebelum karyawan dapat sepenuhnya memiliki hak atas ESOP tersebut. Vesting period ini dapat berlangsung selama beberapa tahun dengan jadwal vesting yang ditetapkan.

  • Penjadwalan Vesting

Perusahaan biasanya memiliki jadwal vesting yang menentukan persentase ESOP yang akan diberikan kepada karyawan pada setiap titik waktu selama periode vesting. 

Misalnya, jika ESOP memiliki vesting period selama empat tahun dengan jadwal vesting tahunan, maka setiap tahun karyawan akan mendapatkan sebagian dari ESOP mereka.

  • Periode Pelaksanaan

Setelah mencapai periode vesting, karyawan memiliki waktu yang ditentukan untuk melaksanakan ESOP mereka. Periode ini disebut juga exercise period. Karyawan harus mengambil tindakan untuk membeli saham dengan menggunakan ESOP mereka sebelum periode exercise berakhir.

  • Harga Pelaksanaan

Exercise price atau harga pelaksanaan adalah harga yang telah ditetapkan pada saat pemberian ESOP dan digunakan oleh karyawan untuk membeli saham. Karyawan akan membayar exercise price tersebut untuk memperoleh saham yang dikaitkan dengan ESOP.

  • Penjualan Saham

Setelah karyawan melaksanakan ESOP dan membeli saham, mereka memiliki pilihan untuk menjual saham tersebut di pasar. Penjualan saham dapat dilakukan sesuai dengan kebijakan perusahaan atau aturan yang berlaku. Karyawan dapat memperoleh keuntungan dari selisih antara harga beli (exercise price) dan harga jual saham.

  • Pembayaran Pajak

Pada saat pencairan ESOP, karyawan mungkin akan dikenakan pajak atas keuntungan yang diperoleh dari penjualan saham atau pada saat saham tersebut diberikan. Pajak ini dapat bervariasi tergantung pada yurisdiksi dan aturan perpajakan yang berlaku.

Bagaimana Cara Menghitung ESOP untuk Karyawan?

Terdapat beberapa metode umum yang digunakan untuk menghitung nilai ESOP yang diperoleh oleh karyawan. Dua metode yang sering digunakan adalah metode Intrinsic Value dan metode Black-Scholes.

  • Metode Intrinsic Value

Perhitungan nilai ESOP dengan metode ini dihitung berdasarkan selisih antara harga saham pada saat karyawan mendapatkan saham (grant price) dengan harga pasar saat ini. Jika harga pasar saat ini lebih tinggi dari grant price, maka nilai ESOP adalah selisih antara kedua harga tersebut dikalikan dengan jumlah saham yang dimiliki oleh karyawan.

Contoh:

Ani mendapatkan  1.000 saham dengan grant price $10 per saham. Saat ini, harga pasar saham perusahaan tersebut adalah $15 per saham. Dengan metode Intrinsic Value, nilai ESOP yang diperoleh oleh karyawan tersebut adalah ($15 – $10) x 1.000 = $5.000.

Metode ini relatif sederhana dan mudah dipahami karena hanya melibatkan perhitungan selisih harga saham.

  • Metode Black-Scholes

Metode ini lebih kompleks dan melibatkan beberapa variabel, seperti harga saham, waktu vesting, volatilitas pasar, suku bunga bebas risiko, dan dividen yang diharapkan. Metode Black-Scholes merupakan metode yang umum digunakan untuk menilai opsi saham.

Contoh:

Ani diberikan opsi saham untuk membeli 1.000 saham dengan harga pelaksanaan (exercise price) $10 per saham. Waktu vesting opsi saham adalah 4 tahun, volatilitas pasar saham perusahaan adalah 30%, suku bunga bebas risiko adalah 5%, dan dividen yang diharapkan tidak ada.

Berikut langkah-langkah untuk menghitung nilai ESOP yang didapatkan Ani:

  • Hitung faktor d1, berikut rumusnya:

 d1 = (ln(S/X) + (r + (σ^2/2)) * T) / (σ * sqrt(T))

Keterangan:

   – S adalah harga pasar saham perusahaan saat ini

   – X adalah harga pelaksanaan (exercise price)

   – r adalah suku bunga bebas risiko

   – σ adalah volatilitas pasar

   – T adalah waktu vesting opsi saham dalam tahun

Misalnya, harga pasar saham perusahaan saat ini (S) adalah $15, maka:

   d1 = (ln(15/10) + (0.05 + (0.3^2/2)) * 4) / (0.3 * sqrt(4))

   d1 = (ln(1.5) + (0.05 + 0.045) * 4) / (0.3 * 2)

   d1 = (0.4055 + 0.18) / 0.6

   d1 = 0.9758

  • Hitung faktor d2, berikut rumusnya:

   d2 = d1 – (σ * sqrt(T))

   Jika d1 = 0.9758, maka:

   d2 = 0.9758 – (0.3 * sqrt(4))

   d2 = 0.9758 – (0.3 * 2)

   d2 = 0.9758 – 0.6

   d2 = 0.3758

  • Hitung nilai ESOP

   Nilai opsi saham (V) = S * N(d1) – X * exp(-rT) * N(d2)

Keterangan:

   – N(d1) adalah nilai kumulatif dari distribusi normal standar dengan input d1

   – N(d2) adalah nilai kumulatif dari distribusi normal standar dengan input d2

   – exp(-rT) adalah faktor diskonto untuk menghitung nilai saat ini

Apabila nilai S = $15, X = $10, r = 0.05, dan T = 4, maka:

V = 15 * N(0.9758) – 10 * exp(-0.05 * 4) * N(0.3758)

Dengan menggunakan nilai-nilai yang telah dihitung sebelumnya, Anda dapat menggantikan N(d1) dan N(d2) dengan nilai yang sesuai dari tabel distribusi standar atau menggunakan perangkat lunak atau kalkulator statistik untuk menghitungnya. Setelah itu, Anda dapat menggantikan nilai-nilai tersebut dalam rumus di atas untuk mendapatkan nilai ESOP.

Metode ini lebih kompleks dan memerlukan pemahaman tentang konsep matematika dan keuangan. Biasanya, perusahaan menggunakan model matematika atau perangkat lunak khusus untuk menghitung nilai ESOP berdasarkan metode Black-Scholes.

Apa yang Terjadi pada ESOP Jika Karyawan Resign?

Apabila seorang karyawan mengundurkan diri atau berhenti dari sebuah perusahaan, kebijakan akan saham ESOP yang dimilikinya bergantung pada ketentuan-ketentuan yang tertera dalam rencana ESOP dan perjanjian yang berlaku.

Jika saham ESOP karyawan telah sepenuhnya vested, artinya karyawan telah memenuhi periode pengabdian atau syarat vested lainnya, maka karyawan memiliki hak untuk mempertahankan saham yang telah vested

Namun, jika karyawan memiliki saham ESOP yang belum vested pada saat mengundurkan diri, karyawan tersebut mungkin akan kehilangan hak atas saham-saham tersebut. Saham-saham yang belum vested biasanya tunduk pada jadwal vested sehingga apabila karyawan tidak memenuhi persyaratan vested sebelum meninggalkan perusahaan, karyawan tersebut mungkin kehilangan hak atas saham-saham tersebut.

Adapun perusahaan yang memiliki aturan terkait ESOP karyawan yang resign, dengan membeli kembali saham-saham karyawan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk membeli kembali saham-saham tersebut dan mendistribusikannya kepada karyawan lain atau mempertahankan kepemilikan dalam perusahaan.

Apa Keuntungan dan Kerugian ESOP bagi Karyawan?

Mencari tahu keuntungan dan kerugian berguna bagi perusahaan untuk mengevaluasi situasi keuangan dan risikonya secara keseluruhan sebelum membuat keputusan mengenai partisipasi dalam ESOP. 

Berikut adalah keuntungan ESOP bagi karyawan:

  • Kepemilikan Saham Perusahaan 

ESOP memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham perusahaan tempat mereka bekerja. Dengan begitu, karyawan yang memenuhi kualifikasi akan secara otomatis menjadi pemilik perusahaan, memiliki hak untuk mendapatkan dividen, serta mengambil bagian dari pertumbuhan nilai perusahaan.

  • Motivasi dan Keterlibatan

Keuntungan ESOP berikutnya bagi karyawan adalah karyawan menjadi lebih termotivasi dan merasa lebih terlibat dalam mencapai tujuan perusahaan karena karyawan menyadari bahwa keuntungan perusahaan juga akan menguntungkan mereka secara pribadi.

  • Peningkatan Nilai Kompensasi

Saham ESOP dapat menjadi bagian dari paket kompensasi karyawan yang dapat meningkatkan nilai total kompensasi yang diterima karyawan dari perusahaan. Jika harga saham meningkat, nilai kepemilikan saham karyawan juga akan meningkat.

Sebaliknya, berikut beberapa kerugian ESOP bagi karyawan:

  • Risiko Ketergantungan pada Satu Investasi

Karyawan yang memiliki saham ESOP memiliki risiko terkonsentrasi karena mereka memiliki sebagian besar kepemilikan mereka terikat pada kinerja saham perusahaan tempat mereka bekerja. Jika nilai saham perusahaan turun, hal ini dapat berdampak negatif pada nilai kepemilikan saham karyawan terlebih jika ia hanya berinvestasi pada saham perusahaan saja.

  • Kurangnya Diversifikasi

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, sangat mungkin karyawan dengan saham ESOP untuk kurang diversifikasi secara investasi karena sebagian besar aset mereka terikat pada saham perusahaan. Hal ini masuk dalam kerugian karena dapat meningkatkan risiko keuangan pribadi jika perusahaan mengalami kesulitan atau kegagalan.

  • Keterbatasan Likuiditas

Terakhir, saham ESOP juga memiliki sifat tidak mudah diperjualbelikan atau ditukarkan dengan uang tunai karena keterbatasan likuiditas. Karyawan mungkin menghadapi hambatan dalam mengakses nilai saham mereka sampai momen tertentu, seperti pensiun, keluar dari perusahaan, atau penjualan perusahaan.

Apakah ESOP Memiliki Tanggal Kedaluwarsa?

ESOP umumnya memiliki durasi atau tanggal kedaluwarsa tertentu yang dijelaskan dalam dokumen rencana masing-masing perusahaan. 

Durasi ESOP dapat bervariasi tergantung pada tujuan perusahaan dan ketentuan khusus dari rencana tersebut. Beberapa ESOP mungkin memiliki durasi tetap, misalnya 10 tahun, sementara yang lain mungkin memiliki struktur berkelanjutan tanpa tanggal kedaluwarsa yang ditentukan sebelumnya.

Ketika ESOP mencapai tanggal kedaluwarsa, beberapa opsi dapat terjadi, seperrpti perusahaan memutuskan untuk menghentikan ESOP dan mendistribusikan saham kepada peserta, mengonversi ESOP menjadi bentuk rencana kepemilikan lainnya, atau memperbarui ESOP untuk periode tambahan.

Berapa Periode Minimum untuk ESOP?

Tidak ada periode minimum yang spesifik yang diperlukan untuk ESOP karena hal tersebut bervariasi, tergantung pada kebijakan perusahaan dan ketentuan yang tercantum dalam dokumen rencana ESOP. 

Beberapa perusahaan mungkin memilih untuk menerapkan ESOP dengan periode minimum, misalnya satu tahun, sementara yang lain mungkin memiliki periode minimum yang lebih lama, seperti tiga atau lima tahun. Periode minimum biasanya didefinisikan sebagai jangka waktu yang harus dihabiskan oleh seorang karyawan di perusahaan sebelum saham ESOP mereka menjadi vested atau dapat diklaim sepenuhnya.

Bagi Anda yang belum familiar dengan istilah vested, istilah tersebut mengacu pada proses di mana seorang karyawan memperoleh hak atas saham ESOP seiring berjalannya waktu. Jadwal vested ditentukan oleh perusahaan dan dapat bervariasi dalam hal lamanya masa pengabdian yang diperlukan untuk vested sepenuhnya. 

Siapa Kandidat Terbaik untuk ESOP?

Kandidat yang terbaik untuk mendapatkan ESOP adalah karyawan yang dianggap memiliki kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan kesuksesan perusahaan.

Selain itu, karyawan juga dapat menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap perusahaan, termasuk karyawan yang telah bekerja untuk perusahaan selama beberapa tahun dan memiliki kinerja yang konsisten dalam kesuksesan perusahaan juga dapat menjadi kandidat yang cocok untuk ESOP. 

Siapa yang Mengontrol ESOP?

ESOP biasanya dikelola dan dikendalikan oleh seorang trustee, yaitu individu atau entitas hukum yang ditunjuk untuk mengelola aset atau kepentingan orang lain. 

Peran utama trustee adalah bertindak demi kepentingan terbaik peserta ESOP, yaitu para karyawan. Mereka memiliki tanggung jawab fidusia, yang berarti mereka harus menjalankan tugas mereka dengan hati-hati, setia, dan bijaksana, dengan menempatkan kepentingan peserta di atas kepentingan pribadi mereka.

Selain itu, trustee juga bertanggung jawab untuk memperoleh dan memegang saham perusahaan atas nama ESOP, mendistribusikan saham kepada peserta yang memenuhi syarat, mengelola hak suara yang terkait dengan saham, dan memastikan bahwa ESOP beroperasi sesuai dengan dokumen rencana dan persyaratan hukum.

Meskipun trustee memiliki kontrol atas administrasi dan pengelolaan ESOP, perusahaan yang menjadi sponsor ESOP tetap memiliki kontrol atas operasi dan keputusan bisnisnya. Tim manajemen perusahaan, dewan direksi, dan eksekutif senior terus menjalankan operasi sehari-hari perusahaan.

Apakah Perusahaan dapat Membeli Kembali ESOP?

Ya, perusahaan memiliki opsi untuk membeli kembali saham ESOP dari karyawan pada situasi tertentu dan sesuai dengan ketentuan yang dijelaskan dalam dokumen rencana ESOP.

Terdapat beberapa situasi umum di mana perusahaan dapat memilih untuk membeli kembali saham ESOP, seperti:

  • Pemutusan Hubungan Kerja atau Pensiun Karyawan

Ketika seorang karyawan meninggalkan perusahaan, baik karena pensiun, pengunduran diri, atau pemutusan hubungan kerja, perusahaan memiliki hak untuk membeli kembali saham ESOP karyawan tersebut. Proses ini biasanya diatur oleh ketentuan pembelian kembali dalam rencana ESOP.

  • Penyelesaian Jadwal Vesting

Saham ESOP umumnya tunduk pada jadwal vesting, yang menentukan jangka waktu pengabdian yang diperlukan agar karyawan menjadi vested sepenuhnya dalam saham mereka. Setelah saham karyawan telah menjadi vested, perusahaan dapat memiliki opsi untuk membeli kembali saham tersebut dari karyawan.

  • Penyesuaian Penilaian Saham

ESOP biasanya menentukan nilai saham berdasarkan penilaian independen. Jika terjadi perubahan signifikan dalam penilaian perusahaan, seperti peningkatan atau penurunan harga saham yang signifikan, perusahaan dapat memiliki hak untuk membeli kembali saham dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya atau berdasarkan rumus yang ditentukan dalam rencana ESOP.

Lihat juga video tutorial dari dunia finansial dan bisnis dari Jack disini.

Gunakan Jack untuk kebutuhan bisnis Anda

itsjack.com

Detail dan prosedur khusus untuk pembelian kembali saham ESOP akan bervariasi tergantung pada rencana ESOP perusahaan dan ketentuan yang termuat dalam dokumen rencana. Perusahaan sebaiknya berkonsultasi dengan penasihat hukum dan keuangan untuk memastikan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku dan untuk menetapkan proses yang jelas dalam pembelian kembali saham ESOP.

Bagaimana Cara Membentuk Pola Pikir Startup? Berikut Jawabannya!

Previous article

Mengenal Budaya Perusahaan dan Penerapannya di Perusahaan

Next article

You may also like