Apakah kalian sering merasa bingung saat melihat slip gaji? Terkadang, angka yang tercantum di bagian gaji kotor bisa sangat berbeda dengan jumlah yang akhirnya kalian bawa pulang. Itulah mengapa penting untuk memahami apa itu take home pay (THP).
Artikel ini akan memberikan penjelasan yang mudah dipahami mengenai take home pay, perbedaannya dengan gaji kotor, cara menghitungnya, dan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlahnya. Siap? Mari kita mulai!
Pengertian Take Home Pay: Gaji Bersih yang Sebenarnya
Secara sederhana, take home pay adalah jumlah uang yang kalian terima setelah semua potongan wajib seperti pajak, BPJS, dan iuran lainnya. Ini adalah jumlah yang benar-benar sampai ke tangan kalian, yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Take home pay sering kali lebih kecil dibandingkan dengan gaji kotor yang tertera pada kontrak atau slip gaji. Hal ini karena ada berbagai potongan yang harus dipenuhi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sebagai contoh, jika gaji pokok kalian adalah Rp8.000.000, namun setelah dipotong pajak, BPJS, dan tunjangan lain, jumlah yang kalian bawa pulang bisa jauh lebih kecil. Nah, untuk lebih jelasnya, mari kita bahas perbedaan antara gaji kotor dan take home pay.
Perbedaan Antara Gaji Kotor dan Take Home Pay
Gaji kotor dan take home pay adalah dua istilah yang sering digunakan dalam konteks penggajian, namun keduanya memiliki arti yang berbeda.
- Gaji Kotor adalah total pendapatan yang kalian terima sebelum ada potongan. Ini termasuk gaji pokok, tunjangan tetap, bonus, dan penghasilan lain yang mungkin diberikan oleh perusahaan.
- Take Home Pay, di sisi lain, adalah jumlah uang yang benar-benar kalian bawa pulang setelah berbagai potongan, seperti pajak, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan potongan lainnya. Dengan kata lain, THP adalah gaji bersih yang bisa kalian gunakan untuk keperluan pribadi.
Jadi, meskipun gaji kotor terlihat besar, jumlah yang kalian terima sebagai take home pay bisa lebih kecil karena adanya kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan, baik itu pajak ataupun iuran lainnya.
Komponen-komponen dalam Take Home Pay
Nah, sekarang saatnya kita membahas lebih dalam tentang komponen-komponen yang mempengaruhi besarnya take home pay kalian. Setiap komponen ini berperan dalam menentukan jumlah uang yang akan diterima di akhir bulan.
Gaji Pokok
Gaji pokok adalah jumlah tetap yang diterima oleh karyawan sebagai kompensasi atas pekerjaan yang dilakukan. Besarannya ditentukan berdasarkan kesepakatan antara karyawan dan perusahaan pada saat kontrak kerja dibuat. Gaji pokok ini akan menjadi dasar untuk menghitung tunjangan dan potongan lainnya.
Tunjangan
Tunjangan merupakan tambahan di luar gaji pokok yang diberikan oleh perusahaan. Tunjangan ini bisa bervariasi, tergantung pada kebijakan perusahaan dan jenis pekerjaan. Beberapa jenis tunjangan yang sering ditemukan antara lain:
- Tunjangan Tetap: Seperti tunjangan makan, transportasi, dan kesehatan yang diberikan secara rutin setiap bulan.
- Tunjangan Tidak Tetap: Tunjangan ini biasanya diberikan berdasarkan hasil evaluasi kinerja, seperti tunjangan kehadiran atau tunjangan berdasarkan pencapaian target.
Bonus dan Penghasilan Insidentil
Bonus merupakan penghargaan yang diberikan kepada karyawan, biasanya berdasarkan pencapaian kinerja. Bonus ini bisa berupa uang tunai, hadiah, atau fasilitas lainnya. Beberapa perusahaan juga memberikan insentif untuk lembur atau kerja lebih dari jam normal.
Potongan Wajib
Setiap karyawan wajib membayar sejumlah potongan yang ditetapkan oleh pemerintah atau perusahaan. Potongan ini terdiri dari:
- Pajak Penghasilan (PPh 21): Potongan pajak yang dihitung berdasarkan penghasilan kalian dan tarif pajak yang berlaku.
- BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan: Iuran untuk jaminan kesehatan dan jaminan sosial lainnya.
- Iuran Pensiun atau Asuransi Kesehatan: Jika perusahaan memberikan tunjangan tambahan untuk jaminan pensiun atau asuransi kesehatan.
Potongan Lainnya
Terkadang, selain potongan yang wajib, ada juga potongan lainnya yang diberlakukan oleh perusahaan, seperti:
- Pinjaman Perusahaan: Jika kalian meminjam uang dari perusahaan, biasanya potongannya akan dilakukan setiap bulan.
- Denda atau Biaya Lain: Beberapa perusahaan mengenakan biaya denda jika karyawan tidak memenuhi kewajiban tertentu, misalnya ketidakhadiran tanpa alasan yang jelas.
Cara Menghitung Take Home Pay
Sekarang saatnya untuk memahami bagaimana cara menghitung take home pay kalian. Menghitung THP tidaklah sulit jika kalian sudah tahu komponen-komponen apa saja yang perlu diperhitungkan. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung take home pay:
1. Menentukan Gaji Kotor
Mulailah dengan menghitung total gaji kotor yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan, bonus, dan penghasilan lainnya. Misalnya, gaji pokok kalian adalah Rp7.000.000, tunjangan makan dan transportasi Rp1.500.000, dan bonus kinerja Rp2.000.000. Maka, gaji kotor kalian adalah:
Gaji Kotor = Gaji Pokok + Tunjangan + Bonus Gaji Kotor = Rp7.000.000 + Rp1.500.000 + Rp2.000.000 = Rp10.500.000
2. Menghitung Potongan Wajib
Selanjutnya, hitung semua potongan yang wajib seperti pajak dan iuran BPJS. Misalnya, pajak penghasilan dan potongan BPJS kalian totalnya Rp2.000.000.
Total Potongan = Pajak + BPJS Total Potongan = Rp1.500.000 + Rp500.000 = Rp2.000.000
3. Menghitung Take Home Pay
Setelah kalian tahu jumlah gaji kotor dan potongan wajib, tinggal mengurangi keduanya untuk mendapatkan take home pay.
Take Home Pay = Gaji Kotor - Total Potongan THP = Rp10.500.000 - Rp2.000.000 = Rp8.500.000
Jadi, take home pay kalian adalah Rp8.500.000.
Contoh Perhitungan dalam Kasus yang Berbeda
Untuk lebih memperjelas, berikut adalah beberapa contoh perhitungan take home pay berdasarkan tingkat penghasilan yang berbeda:
-
Penghasilan Rp5.000.000 Gaji Kotor: Rp5.000.000 Potongan Pajak + BPJS: Rp800.000 Take Home Pay: Rp5.000.000 - Rp800.000 = Rp4.200.000
-
Penghasilan Rp15.000.000 Gaji Kotor: Rp15.000.000 Potongan Pajak + BPJS: Rp3.500.000 Take Home Pay: Rp15.000.000 - Rp3.500.000 = Rp11.500.000
-
Penghasilan Rp50.000.000 Gaji Kotor: Rp50.000.000 Potongan Pajak + BPJS: Rp12.000.000 Take Home Pay: Rp50.000.000 - Rp12.000.000 = Rp38.000.000
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Take Home Pay
Tak hanya gaji pokok dan potongan, ada beberapa faktor lain yang bisa mempengaruhi besarnya take home pay kalian, di antaranya:
- Status Pajak dan Penghasilan Lainnya
Pajak penghasilan dihitung berdasarkan total penghasilan tahunan kalian, jadi semakin besar pendapatan, semakin besar pula pajaknya. Selain itu, status pernikahan atau jumlah tanggungan juga bisa mempengaruhi besarnya potongan pajak. - Kebijakan Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda mengenai tunjangan dan potongan. Beberapa perusahaan memberikan tunjangan lebih banyak, sementara yang lain mungkin memotong biaya tertentu dari gaji karyawan. - Lokasi dan Upah Minimum Regional
Tingkat upah juga dipengaruhi oleh lokasi kerja. Gaji di kota besar biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya, dan ini bisa mempengaruhi take home pay.
Memahami take home pay sangat penting agar kalian bisa merencanakan keuangan dengan lebih baik. Jangan hanya fokus pada gaji kotor yang tertera di kontrak, karena take home pay adalah jumlah yang sebenarnya kalian bawa pulang. Dengan mengetahui komponen take home pay dan cara menghitungnya, kalian bisa lebih bijak dalam mengelola pengeluaran dan menabung untuk masa depan.
Gunakan Jack sebagai Solusi Pengelolaan Keuangan Bisnis Anda
Jika kalian adalah seorang HRD atau bagian payroll yang ingin memastikan penghitungan take home pay berjalan dengan lebih efisien dan akurat, Jack Payroll adalah solusi tepat untuk perusahaan Anda.
Jack menyediakan platform payroll yang mudah digunakan, otomatis, dan akurat, sehingga Anda bisa menghemat waktu dan tenaga. Proses perhitungan gaji dan potongan menjadi lebih cepat, tepat, dan bebas dari kesalahan manusia. Gunakan Jack Payroll sekarang dan rasakan kemudahan serta keuntungan dalam mengelola payroll perusahaan Anda!