Bagi sebagian besar perusahaan startup, mendapatkan pendanaan yang cukup adalah langkah kritis untuk mencapai pertumbuhan dan keberhasilan jangka panjang. Prosesnya kerap disebut sebagai startup funding atau pendanaan startup.
Tanpa pendanaan yang cukup, sebuah startup mungkin kesulitan untuk memasuki pasar terlebih yang sudah dikuasai banyak kompetitor mapan, mengejar pertumbuhan, atau bertahan dalam persaingan jangka panjang.
Karena itu, keuangan startup biasanya berasal dari banyak sumber mulai dari pendanaan pribadi, keluarga ataupun kolega, angel investors, modal ventura, hingga crowdfunding. Banyaknya aliran dana menjadi alasan mekanisme untuk startup funding dilakukan dalam berbagai tahapan.
Bagaimana Cara Startup Mendapatkan Funding?
Bisnis startup biasanya lekat dengan ide-ide yang inovatif. Karenanya, butuh pendanaan kuat untuk rekrutmen tenaga kerja yang berkualifikasi tinggi, pengembangan produk, hingga memperluas pasar.
Misal, seorang pengusaha ingin mendirikan startup platform belanja buah dan sayur yang berbasis app. Karena produk makanan diambil seluruhnya dari supplier, satu-satunya produk yang harus dikembangkan sedari awal hanyalah aplikasi untuk platform-nya saja.
Jadi, pendiri startup tersebut butuh merekrut banyak karyawan untuk pengembangan prototipe aplikasi. Meskipun baru prototipe, dana pengembangannya tidak sedikit karena harus melibatkan beberapa ahli IT untuk membangun infrastruktur app yang kuat dan aman dari kejahatan cyber.
Karena itu, pendiri memutuskan untuk mencari investor. Sebelum mencapai kesepakatan pendanaan, investor tentu perlu diyakinkan bahwa mereka akan mendapatkan pengembalian atas investasi mereka. Itulah mengapa hampir semua kesepakatan dengan angel investor, modal ventura, dan perusahaan ekuitas swasta melibatkan kepemilikan saham.
Dengan cara itu, para investor akan mendapatkan kembali uang mereka ketika perusahaan mulai menghasilkan keuntungan. Tentu dengan disertai pembagian keuntungan sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
Perusahaan yang mencari pendanaan dari luar biasanya memulai dengan tahapan putaran awal atau seed round. Setelahnya beberapa akan melanjutkan ke putaran Seri A, B, dan C.
Tetapi sebelum putaran pendanaan dimulai, investor akan meminta kejelasan tentang valuasi atau nilai perusahaan. Penilaian ini penting karena berdampak ke minat investor dan berapa banyak modal yang bersedia dikucurkan.
Biasanya, valuasi perusahaan diukur dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:
- Kematangan rencana bisnis
- Manajemen perusahaan
- Ukuran market
- Rekam jejak
- Risiko bisnis
Setelah penilaian selesai, startup baru bisa memulai putaran pendanaan.
Setelah Mendapatkan Funding, ke Mana Aliran Dana Disetorkan?
Ada beberapa kasus di mana funding dari luar negeri untuk startup Indonesia harus singgah dulu di Singapura. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dikutip merdeka.com pada 9/6/23 menyebut salah satu penyebabnya adalah karena pusat keuangan di Tanah Air yang belum mumpuni.
Dirangkum dari Tech in Asia, ada beberapa hal yang menjadi kendala investor asing untuk mendanai startup lokal, salah satunya pajak yang tinggi. Indonesia memungut pajak capital gain hingga 25%. Sebagai perbandingannya, Singapura dan Malaysia tidak memiliki pajak capital gain sama sekali.
Negara seperti Singapura dianggap sebagai solusi karena menyediakan keringanan pajak dan berbagai hibah serta pinjaman untuk perusahaan rintisan.
Tahapan-tahapan Startup Funding
Karena pendanaan startup melibatkan perolehan modal dari berbagai sumber, penting bagi pengusaha untuk memahami berbagai tahapan yang akan dilalui. Dikutip dari Indeed, berikut beberapa tahapan startup dalam mencari dukungan dana:
1. Seed funding
Dikutip dari Alpha JWC Ventures, sekitar 29 persen startup gagal setelah kehabisan modal saat melakukan bootstrapping. Untuk sustain dalam jangka panjang, startup perlu mencari pendanaan eksternal.
Pada saat itulah, bisnis memasuki fase seed funding. Tapi sebelum secara resmi masuk ke tahap tersebut, biasanya akan ada tahap persiapan yang disebut pre-seed funding.
Dalam tahap pre-seed, bisnis mulai melakukan fase riset. Kebanyakan startup memang berada dalam fase product development selama pre-seed. Pertanyaan-pertanyaan ini yang perlu dijawab founders:
- Apakah ide bisnis viable, dalam artian realistis untuk berlangsung dalam jangka panjang dan bisa profit dari tahun ke tahun?
- Apakah sudah ada ide yang sama sebelumnya?
- Seberapa mahal biaya untuk membangun bisnis?
- Seperti apa model bisnisnya?
- Bagaimana cara bisnis akan dimulai?
Untuk lebih tepat dalam menargetkan konsumen, startup kemudian berlanjut ke riset pasar dalam skala yang lebih luas lagi. Pada saat inilah bisnis memasuki putaran seed funding.
Seed funding bisa berasal dari keluarga, teman, angel investor, atau kapital ventura. Tetapi jumlahnya sangat bervariasi, antara $10,000 sampai $2 juta.
Modal ini membantu startup membiayai berbagai langkah awal seperti:
- Melakukan riset produk
- Meluncurkan produk
- Memasarkan produk ke target konsumen
- Membangun audiens
2. Series A
Setelah startup menggunakan dana dari seed funding untuk mengembangkan produk dan membangun basis pelanggan, bisnis mulai mencari pendanaan Series A. Sama seperti tahapan sebelumnya, pendanaan Series A juga didahului oleh tahapan pre-series.
Pra Series A sering kali digunakan untuk memvalidasi konsep bisnis dan sebagai pembuktian bahwa produk punya potensi pasar yang kuat. Dari situ, investor akan diyakinkan bahwa perusahaan mampu mencapai pertumbuhan yang matang.
Berlanjut kemudian ke tahapan selanjutnya, yakni Series A. Perusahaan dalam tahap ini sering menarik investor dari perusahaan ekuitas swasta, dengan rata-rata menghasilkan pendanaan sebesar $2 juta hingga $15 juta.
Pendanaan ini dapat membantu perusahaan untuk:
- Memperluas penawaran produk
- Menjangkau lebih banyak pelanggan
- Mengembangkan rencana jangka panjang untuk pertumbuhan
3. Series B
Sebelum masuk ke pendanaan Series B, perusahaan akan melewati fase pre-Series B. Pada tahap ini, bisnis sudah mampu membuktikan potensi produk untuk pasar yang lebih luas.
Selanjutnya dalam pendanaan Series B, startup mengambil fokus mencari pendanaan untuk mengembangkan produk. Investor membantu startup mencapainya dengan memperluas jangkauan pasar.
Dikutip dari Hubspot, pendanaan Series B rata-rata meraup $50 juta pada tahun 2022, naik dari $35 juta pada tahun 2020.
Modal yang terkumpul dalam putaran ini sering kali dimanfaatkan untuk:
- Merekrut karyawan baru
- Mendongkrak penjualan
- Marketing
- Pengembangan teknologi
- Pelayanan pelanggan
4. Series C
Putaran ini bisa dicapai oleh startup sukses yang kemudian membutuhkan dana ekstra untuk berkembang dan bertahan. Tapi sebelum mendapat kucuran dana dari investor, perusahaan juga bersiap dalam fase pre-series. Dalam fase ini, investor ingin melihat apakah startup bisa menunjukkan pertumbuhan bisnis yang signifikan dan basis pelanggan yang kuat.
Setelah itu perusahaan secara resmi memasuki putaran pendanaan Series C di mana pemodal menginginkan perluasan pasar yang lebih agresif. Karena modal ditujukan agar skala bisnis bisa tumbuh secepat mungkin, maka nominalnya bisa mencapai $88 juta hingga $89,5 juta.
Dana tersebut bisa dipakai untuk:
- Membuat produk baru
- Akuisisi perusahaan lain
- Ekspansi ke pasar baru
- Merekrut tim manajemen berpengalaman
- Meningkatkan pendanaan sebelum IPO
5. Series D dan Seterusnya
Hanya sedikit perusahaan yang naik ke tahap pendanaan Series D dan seterusnya. Perusahaan pada tahap pendanaan ini harus sudah memiliki basis pelanggan yang mapan, aliran pendapatan, rekam jejak pertumbuhan yang positif, dan rencana solid dalam menggunakan dana dari investor.
Bagaimana Cara Startup Mengelola Dana?
Selain memahami mekanisme startup funding, penting juga bagi pengusaha untuk memiliki kemampuan dalam mengelola dana yang telah diperoleh. Bagaimana strategi pengelolaan dana yang efektif?
1. Manfaatkan teknologi untuk manajemen keuangan
Dunia startup yang kini sangat lekat dengan adopsi teknologi modern menggunakan konsep open banking sebagai salah satu cara dalam mengelola keuangan. Apa itu open banking?
Secara singkat, sistem open banking memberikan pemegang rekening bank kendali atas data mereka dan membaginya dengan pihak ketiga. Komunikasi antara pihak ketiga (biasanya fintech) dan bank difasilitasi oleh teknologi bernama API atau Application Interface Programming, sebuah platform terpusat yang menghubungkan berbagai layanan dari app atau software berbeda.
Dengan menggunakan API, fintech memungkinan klien merampingkan proses dalam mengelola keuangan. Misalnya, platform fintech memungkinkan suatu startup menggabungkan rekening terpisah dalam jumlah besar dan melihat semua data transaksi dari satu platform terpusat.
Jika punya runway (waktu yang dimiliki sebelum kehabisan modal) yang pendek, serta burn rate (banyak uang yang digunakan) yang tinggi, maka open banking dapat memberikan banyak manfaat. Salah satunya transparansi arus kas.
2. Optimalkan pembayaran dan return
Agar dana dapat dikelola dengan baik, optimalkan kebijakan pembayaran dan penerimaan. Beberapa hal yang dapat dilakukan, seperti memantau dan menagih tepat waktu ke pembeli, negosiasi persyaratan dengan pemasok, serta mengurangi keterlambatan dan piutang tak tertagih.
3. Diversifikasi sumber pendapatan
Startup dapat mempertimbangkan diversifikasi sumber pendapatan. Alasannya, bagi startup yang ingin memperluas pasar tentu perlu mengurangi ketergantungan pada satu produk saja. Dengan mengeksplorasi pasar lain yang potensial dapat membantu bisnis mengurangi volatilitas arus kas.
Lihat juga video tutorial dari dunia finansial dan bisnis dari Jack disini.
Gunakan Jack untuk kebutuhan bisnis Anda
Pendanaan merupakan hal mendasar bagi semua perusahaan, tidak terkecuali startup. Banyaknya startup yang ingin mengejar growth pada fase awal berdiri tentu membuat proses funding menjadi fokus utama.
Setelah startup funding mulai dicapai dengan berbagai tahapannya, perusahaan perlu manajemen keuangan yang efektif supaya tidak menyia-nyiakan modal. Karena itu, banyak startup mulai mengadopsi teknologi untuk integrasi segala aktivitas keuangannya, mulai dari pembayaran ke dan dari pelanggan hingga payroll management.